Saturday, August 28, 2004

Masa Kecilku

Masa kecil adalah masa yang paling indah dalam ukuran waktu itu karena aku bisa bermain kesana kemari meski harus dibatasi dan diawasi, aku lahir di kota kecil tepatnya di Rangkas Bitung, Serang Banten.Kami lima bersaudara, terdiri dari empat orang kakak laki-laki dan kelima aku, "si bungsu".Sampai aku berusia 2 th kami sekeluarga pindah ke Tasikmalaya, jawa barat.Di kota inilah aku mulai mengenal huruf hijaiyah, alif,ba,tsa,...etc di masjid (lupa namanya)bersama teman-temanku lainya, ada farida,winda,jaja,ozi,priya,oki.Biasanya sehabis pulang mengaji kami langsung bermain permainan tradisional seperti galah,baren,pecle,gobag sodor,congklak (mereka masih ingat gak ya?).Waktu kecil aku termasuk anak yg periang,lincah,supel, dan (agak) tomboy. Ya tomboy, mungkin karena ke-4 kakaku laki-laki aku agak terkontaminasi, ^ - ^.Naik-naik pohon sampe genteng rumah,sampai ibu tetangga berteriak2 menggil ibu,hii...jadi rame.Berantem ma laki-laki juga pernah,dia gak mau berhenti ngatain aku "jawa kowek", kan jadi sebel terus aku lawan tanpa pertolongan, eh aku menang !!Pernah juga belajar sepeda sampe masuk ke kali,hee..untung ada kakak. Oya,waktu tk aku pernah ikut lomba baca al-quran,juara dua.Hadiahnya kerudung,baju b'warna ungu, dan juz ama.wuiiih senangnya
Apalagi sewaktu Iduel Fitri tiba, semua saudaraku datang ke rumah yangkung, di Boyolali, jawa tengah yang barang tentu merupakan pertemuan yang menyenangkan karena aku bisa bermain dengan saudara sebayaku.Banyak sekali cucu dari yangti & yangkung, semuanya berjumlah 38 orang. Sedang saudaraku yang sebaya ada sekitar 8 orang.Rumah yangti cukup besar, ada 5 kamar.Biasanya kalo lebaran,ruang keluarga dijadikan tempat tidur sementara,anak-anak semua tidur depan tv,biasanya nonton acara di tv sampe jam 1 malem...berjajar pulau-pulau. Pagi hari pasti kami jalan pagi, wuusss udara boyolali seger. Biasanya kami sarapan pagi bubur sambal tumpang,enak deh.Saat-saat yang paling ditunggu2 tiba,malam idul fitri kami takbiran ba'da isya,b'main air mancur dan kembang api,keliling takbiran. Besoknya ganti baju baru,solat ied di lapangan depan kantor bri,pulangnya makan lontong opor,lalu bermaaf-maafan,mulai dari ibu kepada yangti, antre sampe tiba giliranku,untung ibu adalah putri pertama yangti jadi gak lama.Sepupuku yang lain menunggu lama karena saudara ibu berjumlah 9 orang.
Hore dapet uang...!!Bule' biasa memberikan hadiah uang,dengan pertanyaan "gimana puasanya? dapat berapa hari?..." Alhamdulillah buat tambah-tambah tabungan.
Perpisahan,kalo tiba saat ini aku pasti menangis dan mataku berubah warna jadi merah (biasanya kalo mata dah merah,sepupuku yang lain menertawakanku).Pulang kembali ke rumah sekolah lagi, biasanya bu guru menyuruh membuat karangan dg tema lebaran.
Wuiih, masa kecilku

Sunday, August 22, 2004

Pengaduan Di Ujung Malam

Sepertiganya yang pekat, malam begitu banyak menyimpan rahasia, Siang hari memang memberi kita begitu banyak penghidupan ( living).tapi sejujurnya malam lah yang memberi kita kehidupan ( life).

Sejumput nasi,seteguk air ,selembar ribuan juga prestise dan cita rasa apa saja, adalah pemburuan kemanusiaan kita di siang hari. Dengan itu kita mendapat penghidupan - meski sebagianya kadang kita buru dengan cara yang sangat kotor.

Tapi, sejujurnya- sekali lagi - malam lah yang menberi kita kehidupan.Dalam damainya yang dalam.atau sunyinya yang tulus.Saat tak ada desah angin dan lambaian dedaunan, itulah saat terbaik yang di yatakan ALLAH untuk beristirahat.

Maka malam, adalah tempat kita mengambil segala energi ,lahir dan bathinya, saat semua kepenatan siang tertumpakan dalam diam,pada malam itu. Setiap nyawa menutup mata , malam adalah hiasan,tanda kekuasaan,sekaligus pakaian.

Tetapi rahasia malam . bagi orang-orang beriman, tak berhenti pada sumber energi kehidupan lahiriahnya. Ya, sebab pada setiap sepertiga malam terakhir , ALLAH SWT turun ke langit bumi,lalu kesempatan kepada para hamba-Nya, untuk memohon dan mengadu keadaan-Nya, dalam kesendirian yang murni, berdua dengan-Nya.

Disinilah Rahasia itu, pada sepertiga terakhir dari setiap potong malam. Itulah lah kehidupan itu. adakah kehidupan, yang lebih utama dari memohon kepada ALLAH lalu di beri, meminta lalu dikabulkan-Nya, serta mengharap ampun lalu di ampunkan-Nya.....?

Pada penghujung malam itulah saat terbaik memburu sumber kehidupan. dengan shalat, do'a, munajat dan juga istighfar. pemaknaan malam dari sisi ini memberi kita ruang pengaduan yang sangat luas tampa batas, tapi dengan kepastian yang sangat terjajikan luas, sebab ALLAH membuka pengabulan itu tampa membatasi jenis permintaanya

Tetapi....rahasia ini tak akan bisa di rasakan kecuali di coba dan di coba. Mata air kehidupan di ujung malam, adalah dunia nya di tengah samudra mimpi orang-orang yang lelap hingga pagi, atau bergelimpangan dosa hingga matahari jauh meninggi.

Komunikasi dengan ALLAH di ujung malam adala pelepasan Penat dan penyadaran kepercayaan yang menemukan momen terkuatnya, kepada Allah yang Maha Kuasa.

dalam munajat yang terseok antara harap dan cemas, kita bisa menumpahkan pengakuan kita, atas segala dosa dan salah agar ALLAH berkenan memaafkan. Atau mengharap kebaikan, petunjuk, dan pilihan- pilihan hidup yang terhormat di esok kelak.

Disini keangkuhan tak punya tempat . Sebab keangjuhan seringkali memerlukan atrubut- arribut visual. Sesuatu yang mungkin menjadi hiasan kita sepanajng siang, apapun nama dan bentuknya.

Bila malam datang menjelang. Berdoa'alah, agar ALLAH membangunkan kita, pada sepertiga terakhirnya, saat Ia turun ke langit bumi. untuk kita menjumpai-Nya, memohon dan mengadu kepada-Nya. Sejujurnya, dengan itulah, kita akan bisa merasakan kehidupan, dalam arti dan cinta rasanya yang benar-benar benar..!

(Ramadhan 1424H by II )
yahoodotkom

Menanti datangnya Hidayah

Mulai besok,....
ah Tidak !!!
Mulai detik ini !
Aku akan berusaha meningkatkan ibadahku demi menggapai Hidayah-Nya
Karna hidayah Alloh SWT tidak mungkin datang jika aku
hanya menunggu seperti yang selama ini aku jalani
Dan jika nanti Alloh berkenan,akan kugenggam erat
kan kujadikan nafasku