Thursday, October 27, 2011

Awas tertipuuu

Hanya ingin sharing ke temen2 aja, ini menjadi sebuah pelajaran berharga. Bagi yg sudah pernah mengalami kerugian yg sabar yaa, ikhlaskan...!! Semoga dengan ikhlas semua kerugian bisa digantikan Alloh dg harta yg lebih baik, halal dan berkah. Sekarang klo ada yg sesumbar dengan mulut manis n janji investasi bagi hasil atu bunga yg banyak jangan mauuu !! Don't do that. Saya baca artikelnya di http://www.ipangsan.web.id/waspadalah-terhadap-lowongan-kerja-dari-perusahaan-futuresberjangka/.
 
INILAH ALASAN, KENAPA PERUSAHAAN VALAS DIBILANG NIPU :
“RUMAH JUDI BERKEDOK KANTOR DAGANG”


Semua perusahaan valas (valuta asing yang FUTURES / BERJANGKA bukan yang Money Changer ) adalah TEMPAT JUDI. Judi tebak mata uang. Modusnya merayu calon ‘nasabah’ ( baca : korban ) untuk ‘menginvestasikan’ sejumlah dana (umumnya $ 5,000 sampai $ 10,000 ) yang digunakan untuk ‘trading’ ( baca : taruhan ) dengan tawaran keuntungan yang fantastik ( lebih dari 25 % PER BULAN ! )
Pergerakan mata uang tidak bisa diramalkan sehingga transaksinya bersifat sangat spekulatif ( judi).Berdasarkan statistik ( bisa dibuktikan dengan mengaudit perusahaan valas yang mana saja ) bahwasanya 70 % ‘nasabah’ mengalami kerugian yang tidak sedikit, bahkan nyaris ludes uangnya. Korbannya sudah mencapai tibuan orang ( atau mungkin sudah puluhan ribu ). Praktik ini sudah berlangsung belasan tahun sampai sekarang tanpa diketahui secara luas oleh masyarakat.
Jika sudah rugi, korban tidak bisa menuntut pada siapapun, karena sudah menandatangani kontrak perjanjian yang cukup tebal, yang nyaris mustahil dibaca pada waktu menandatanganinya. Disana tercantum klausula yang menyatakan bahwa ‘nasabah’ menyadari segala resiko dan tidak bisa menuntut.
Selain itu perusahaan juga kadang melemparkan kesalahan pada ‘trader’ ( baca : penjudi ) yang berada di luar managemen perusahaan. Para penjudi ini sebenarnya juga korban, karena mereka awalnya adalah para pencari kerja yang lugu dan tidak tahu menahu tentang hal ini. Secara rutin ( umumnya tiap 2 minggu ) mereka direkrut melalui iklan di koran, dijanjikan jadi management trainee, atau marketing ( tidak disebutkan jadi marketing apa, atau kadang disebutkan jadi marketing produk investasi ) dengan bonus yang ‘menarik’. Mereka akan dipekerjakan di suatu perusahaan ‘perdagangan internasional.
Jadi begini, perusahaan valas ( baca : Bandar ) merekrut para pencari kerja untuk menjadi ‘marketing’
merangkap ‘trader’. Mereka di-training selama seminggu tentang bagaimana cara bermain valas. Tanpa disadari, mereka sebenarnya dilatih main judi, tapi belum pakai uang ( istilahnya ‘mock trading’ atau ‘simulation trading’ ).
Setelah bisa, mereka mulai digerakkan mencari ‘nasabah’ atau ‘investor’ ( baca : korban ), dengan berbekal laporan keuangan fiktif hasil latihan ( yang biasanya selalu bagus, atau bahkan ada yang menggunakan laporan keuangan yang dipalsukan ! ).
Saat mencari ‘nasabah’, mereka menggunakan nama perusahaan ( seolah-olah mereka bagian dari managemen, tapi nanti kalau uang ‘nasabah’ sampai hilang, pihak perusahaan bisa berdalih bahwa mereka secara struktural berada di luar ‘managemen’ ), sampai ada yang menunjukkan izin operasi perusahaan segala saat presentasi, untuk menunjukkan seolah-olah perusahaannya bonafit dan uang ‘nasabah’ ditangani langsung oleh perusahaan.
Tetapi saat ‘nasabah’ kehilangan uangnya ( statistik menunjukkan bahwa 2 dari 3 pemain valas mengalami kerugian alias kalah ), maka perusahaan melemparkan kesalahan itu pada ‘marketing’ yang bersangkutan, dikatakan bahwa uang ‘nasabah’ sepenuhnya menjadi tanggung jawab ‘marketing’, dan ‘marketing’ yang bersangkutan telah ‘lalai’ karena tidak melakukan ‘tindak penyelamatan’ saat kerugiannya masih kecil.
Setiap transaksi ( baca : permainan ) valas, tidak peduli untung atau rugi, selalu memberikan hasil komisi ( umumnya $ 25 sampai $ 40 per lot transaksi ) kepada para ‘marketing’ atau ‘trader’. Inilah yang membuat mereka tidak kapok mencari ‘nasabah’ baru, sekalipun sudah berkali-kali merugikan ‘nasabah’ yang lama. Dan bagi para ‘nasabah’ lama yang sudah pernah meraup keuntungan besar, mereka akan kecanduan, jika uangnya hilang, mereka tidak kapok main lagi ( sungguh efek judi yang nyata, yaitu kecanduan ).
Karena 70 % ‘nasabah’ rugi, maka dana ‘nasabah’ yang katanya dilempar ke ‘pasar internasional’ ( baca : bandar besar di luar negeri ), sebenarnya dibandari sendiri oleh perusahaan. Dari sinilah salah satu keuntungan perusahaan yang sebanarnya. Jika nasabah rugi, maka perusahaan yang untung. Wajarlah perusahaan akan berusaha supaya ‘nasabah’ tidak banyak yang untung, dengan melakukan berbagai kecurangan, diantaranya :
1. Mempersulit ‘nasabah’ yang akan menutup / melikuidasi transaksi untung, seperti memacetkan proses transaksi dan mengatakan bahwa jaringan internet atau telepon sedang bermasalah.
2. Menyisipkan transaksi rugi ( secara fiktif ) kedalam laporan keuangan ‘nasabah’.
Kesaksian mengenai hal ini bisa didapat dengan mewawancarai para korban yang mengerti dan mengikuti transaksi valas.
Perusahaan berusaha menutupi kemaksiatan mereka dengan cara :
1. Membuat tempat operasi mereka menjadi tampak seperti kantor dagang.
2. Mewajibkan para penjudi memakai hem dan berdasi.
3. Menggunakan istilah-istilah dagang ke dalam setiap aktifitas mereka, seperti : trader / marketing = penjudi, investor / nasabah = korban, trading = berjudi / main valas, manager marketing = penjudi senior, principal = bandar, profit = menang.
Perusahaan valas semuanya memiliki izin resmi. Sulit untuk menggangu gugat keberadaan mereka Mereka adalah penipu yang menjerumuskan orang lain dengan berkedok sebagai pedagang. Racun rasa madu.
Saya percaya, hanya media yang sanggup membongkar kebobrokan dan aksi licik mereka. Mohon bantuan, tulislah liputan mengenai hal ini. Selamatkan masyarakat. Korbannya ada yang kaya sampai yang miskin. Yang miskin bisa kehilangan seluruh tabungannya dalam waktu beberapa bulan / minggu., uang satu-satunya yang didapat dengan bersusah-payah selama bertahun-tahun.

2 comments:

Djangkaru Bumi said...

Makasih atas infonya...,iya nih sekarag lagi ngetren....usaha MLM yg menjanjikan keuntungan sampai 10 persen perbulan.

wieke wulandari said...

iya, makasih sama2 mas djangkaru. warning aja buat temen2 lainnya harus lebih berhati2