Tuesday, November 29, 2011

Keutamaan Bulan Muharam

Hari-hari ini kita telah memasuki bulan Muharram tahun 1428 Hijriah. Seakan tidak terasa, waktu berjalan dengan cepat, hari berganti hari, pekan, bulan, dan tahun berlalu silih berganti seiring dengan bergantinya siang dan malam. Bagi kita, barangkali tahun baru ini tidak seberapa berkesan karena negara kita tidak menggunakan kalender Hijriah, tetapi Masehi. Dan yang akrab dalam keseharian kita adalah hitungan kalender Masehi. Tanggal lahir, pernikahan, masuk dan libur kantor dan sebagainya. Akan tetapi sebagai seorang muslim kita perlu untuk sejenak menghayati beberapa hal yang terkait dengan penanggalan Islam ini. Beberapa hal yang seyogyanya kita jadikan renungan itu adalah :

1. Syukur atas Usia yang diberikan Allah
Umur adalah nikmat yang diberikan Allah pada kita, dan jarang kita syukuri. Betapa banyak orang yang kita kenal, baik teman, sahabat , keluarga, guru, atau siapa pun yang kita kenal, tahun lalu masih hidup bersama kita. Bergurau, berkomunikasi, mengajar, menasehati atau melakukan aktifitas hidup sehari-hari, namun tahun ini dia telah tiada. Dia telah wafat, menghadap Allah Suhanahu wa ta’ala dengan membawa amal shalehnya dan mempertanggungjawabkan kesalahannya. Sementara kita saat ini masih diberi Allah kesempatan untuk bertaubat, memperbaiki kesalahan yang kita perbuat, menambah amal shaleh sebagai bekal menghadap Allah.
Umur yang kita hitung pada diri kita seringkali kita tetapkan berdasarkan hitungan kalender Masehi. Dan hitungan atau jumlah usia kita tentu akan lebih sedikit bila dibandingkan dengan hitungan yang mengacu pada kalender hijriyah. Sementara, lepas dari masalah ajal yang akan datang menjemput sewakatu-waktu, terkadang kita menganggap usia kita yang dibanding Rasulullah saw. yang wafat pada usia 63 tahun, kita merasa masih jauh dari angka itu. Padahal bisa jadi hitungan umur kita telah lebih banyak dari yang kita tetapkan. Karena itu sangat tidak layak apabila seseorang yang masih diberi kesehatan, kelapangan rizki dan kesempatan untuk beramal lalai bersyukur pada Allah dengan mengabaikan perintah-perintahNya serta sering melanggar larangan-laranganNya.

2. Muhasabah (introspeksi diri) dan istighfar.
Ini adalah hal yang penting dilakukan setiap muslim. Karena sebuah kepastian bahwa waktu yang telah berlalu tidak mungkin akan kembali lagi, sementara disadari atau tidak kematian akan datang sewaktu-waktu dan yang bermanfaat saat itu hanyalah amal shaleh. Apa yang sudah dilakukan sebagai bentuk amal shaleh? Sudahkah tilawah al-Qur’an, sedekah dan dzikir kita menghapuskan kesalahan-kesalahan yang kita lakukan? Malam-malam yang kita lewati, lebih sering kita gunakan untuk sujud kepada Allah, meneteskan air mata keinsyafan ataukah lebih banyak untuk begadang menikmati tayangan-tayangan sinetron, film dan sebagainya dari televisi? Langkah-langkah kaki kita, kemana kita gunakan? Dan sebagainya. Pertanyaan-pertanyaan semacam ini selayaknya menemani hati dan pikiran seorang muslim yang beriman pada Allah dan Hari Akhir, lebih-lebih dalam suasana pergantian tahun seperti sekarang ini. Pergantian tahun bukan sekedar pergantian kalender di rumah kita, namun peringatan bagi kita apa yang sudah kita lakukan tahun lalu, dan apa yang akan kita perbuat esok.
Allah berfirman :
(( يا أيها الذين آمنوا اتقوا الله ولتنظر نفس ما قدمت لغد واتقوا الله إن الله خبير بما تعملون ))
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al Hasyr: 18).

Ayat ini memperingatkan kita untuk mengevaluasi perbuatan yang telah kita lakukan pada masa lalu agar meningkat di masa datang yang pada akhirnya menjadi bekal kita pada hari kiamat kelak.
Rasulullah saw bersabda : "Orang yang cerdas adalah orang yang menghitung-hitung amal baik (dan selalu merasa kurang) dan beramal shaleh sebagai persiapan menghadapi kematian".
Dalam sebuah atsar yang cukup mashur dari Umar bin Khaththab ra beliau berkata :
"Hitunglah amal kalian, sebelum dihitung oleh Allah"

3. Mengenang Hijrah Rasulullah saw
Sebenarnya dalam kitab Tarikh Ibnu Hisyam dinyatakan bahwa keberangkatan hijrah Rasulullah dari Mekah ke Madinah adalah pada akhir bulan Shafar, dan tiba di Madinah pada awal bulan Rabiul Awal. Jadi bukan pada tanggal 1 Muharram sebagaimana anggapan sebagian orang. Sedangkan penetapan Bulan Muharram sebagai awal bulan dalam kalender Hijriyah adalah hasil musyawarah pada zaman Khalifah Umar bin Khatthab ra tatkala mencanangkan penanggalan Islam. Pada saat itu ada yang mengusulkan Rabiul Awal sebagai l bulan ada pula yang mengusulkan bulan Ramadhan. Namun kesepakatan yang muncul saat itu adalah bulan Muharram, dengan pertimbangan pada bulan ini telah bulat keputusan Rasulullah saw untuk hijrah pasca peristiwa Bai’atul Aqabah, dimana terjadi bai’at 75 orang Madinah yang siap membela dan melindungi Rasulullah SAW, apabila beliau datang ke Madinah. Dengan adanya bai'at ini Rasulullah pun melakukan persiapan untuk hijrah, dan baru dapat terealisasi pada bulan Shafar, meski ancaman maut dari orang-orang Qurais senantiasa mengintai beliau.
Peristiwa hijrah ini seyogyanya kita ambil sebagai sebuah pelajaran berharga dalam kehidupan kita. Betapapun berat menegakkan agama Allah, tetapi seorang muslim tidak layak untuk mengundurkan diri untuk berperan didalamnya. Rasulullah SAW, akan keluar dari rumah sudah ditunggu orang-orang yang ingin membunuhnya. Begitu selesai melewati mereka, dan harus bersembunyi dahulu di sebuah goa,masih juga dikejar, namun mereka tidak berhasil dan beliau dapat meneruskan perjalanan. Namun pengejaran tetap dilakukan, tetapi Allah menyelamatkan beliau yang ditemani Abu Bakar hingga sampai di Madinah dengan selamat. Allah menolong hamba yang menolong agamaNya. Perjalanan dari Mekah ke Madinah yang melewati padang pasir nan tandus dan gersang beliau lakukan demi sebuah perjuangan yang menuntut sebuah pengorbanan. Namun dibalik kesulitan ada kemudahan. Begitu tiba di Madianah, dimulailah babak baru perjuangan Islam. Perjuangan demi perjuangan beliau lakukan. Menyampaikan wahyu Allah, mendidik manusia agar menjadi masyarakat yang beradab dan terkadang harus menghadapi musuh yang tidak ingin hadirnya agama baru. Tak jarang beliau turut serta ke medan perang untuk menyabung nyawa demi tegaknya agama Allah, hingga Islam tegak sebagai agama yang dianut oleh sebagian besar penduduk dunia saat itu. Lalu sudahkah kita berbuat untuk agama kita?

4. Kalender Hijriyah adalah Kalender Ibadah kita
Barangkali kita tidak memperhatikan bahwa ibadah yang kita lakukan seringkali berkait erat dengan penanggalan Hijriyah. Akan tetapi hari yang istimewa bagi kebanyakan dari kita bukan hari Jum’at, melainkan hari Minggu. Karena kalender yang kita pakai adalah Kalender Masehi. Dan sekedar mengingatkan, hari Minggu adalah hari ibadah orang-orang Nasrani. Sementara Rasulullah saw menyatakan bahwa hari jum’at adalah sayyidul ayyam (hari yang utama diantara hari yang lain). Demikian pula penetapan hari raya kita, baik Idul Adha maupun Idul Fitri pun mengacu pada hitungan kalender Hijriyah. Wukuf di Arafah yang merupakan satu rukun dalam ibadah haji, waktunya pun berpijak pada kalender hijriah. Begitu pula awal Puasa Ramadhan, puasa ayyamul Bidh ( tanggal 13,14,15 tiap bulan) dan sebagainya mengacu pada Penanggalan Hijriah. Untuk itu seyogyanya bagi setiap muslim untuk menambah perhatiannya pada Kalender Islam ini.

5. Beberapa Keutamaan dan Peristiwa di Bulan Muharram
a. Bulan Haram
Muharram, yang merupakan bulan pertama dalam Kalender Hijriyah, termasuk diantara bulan-bulan yang dimuliakan (al Asy- hurul Hurum). Sebagaimana firman Allah Ta’ala :
"Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah diwaktu Dia menciptakan lanit dan bumi, diantaranya terdapat empat bulan haram." (Q.S. at Taubah :36).
Dalam hadis yang dari shahabat Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :
“Sesungguhnya zaman itu berputar sebagaiman bentuknya semula di waktu Allah menciptakan langit dan bumi. Setahun itu ada dua belas bulan diantaranya terdapat empat bulan yang dihormati : 3 bulan berturut-turut; Dzul Qo’dah, Dzul Hijjah, Muharram dan Rajab Mudhar, yang terdapat diantara bulan Jumada tsaniah dan Sya’ban.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Pada keempat bulan ini Allah melarang kaum muslimin untuk berperang. Dalam penafsiran lain adalah larangan untuk berbuat maksiat dan dosa. Namun bukan berarti berbuat maksiat dan dosa boleh dilakukan pada bulan-bulan yang lain.
Sebagaimana ayat Al Qur’an yang memerintahkan kita menjaga Shalat Wustha, yang banyak ahli Tafsir memahami shalat wustha adalah Shalat Ashar. Dalam hal ini, shalat Ashar mendapat perhatian khusus untuk kita jaga.
Firman Allah : "Peliharalah segala shalat mu, dan peliharalah shalat wustha" (Q.S. al Baqarah :238) Nama Muharram secara bahasa, berarti diharamkan. Maka kembali pada permasalahan yang telah dibahas sebelumnya, hal tersebut bermakna pengharaman perbuatan-perbuatan yang dilarang Allah memiliki tekanan khusus untuk dihindari pada bulan ini.

b. Bulan Allah
Bulan Muharram merupakan suatu bulan yang disebut sebagai “syahrullah” (Bulan Allah) sebagaimana yang disampaikan Rasulullah SAW, dalam sebuah hadis. Hal ini bermakna bulan ini memiliki keutamaan khusus karena disandingkan dengan lafdzul Jalalah (lafadz Allah). Para Ulama menyatakan bahwa penyandingan sesuatu pada yang lafdzul Jalalah memiliki makna tasyrif (pemuliaan), sebagaimana istilah baitullah, Rasulullah, Syaifullah dan sebagainya.
Rasulullah bersabda : “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bula Allah (yaitu) Muharram. Sedangkan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (H.R. Muslim)
 
c. Sunnah Berpuasa
Di bulan Muharram ini terdapat sebuah hari yang dikenal dengan istilah Yaumul 'Asyuro, yaitu pada tanggal sepuluh bulan ini. Asyuro berasal dari kata Asyarah yang berarti sepuluh.
Pada hari Asyuro ini, terdapat sebuah sunah yang diajarkan Rasulullah saw. kepada umatnya untuk melaksanakan satu bentuk ibadah dan ketundukan kepada Allah Ta’ala. Yaitu ibadah puasa, yang kita kenal dengan puasa Asyuro. Adapun hadis-hadis yang menjadi dasar ibadah puasa tersebut, diantaranya :

1.Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra, Rasulullah saw, bersabda :
“ Aku berharap pada Allah dengan puasa Asyura ini dapat menghapus dosa selama setahun sebelumnya.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Ibnu Abbas ra berkata :
"Aku tidak pernah melihat Rasulullah saw, berupaya keras untuk puasa pada suatu hari melebihi yang lainnya kecuali pada hari ini, yaitu hari as Syura dan bulan Ramadhan.” (H.R. Bukhari dan Muslim)
3. Ibnu Abbas ra berkata :
Ketika Rasulullah saw. tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa pada hari‚ Asyura, maka Beliau bertanya : "Hari apa ini?. Mereka menjawab :“ini adalah hari istimewa, karena pada hari ini Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuhnya, Karena itu Nabi Musa berpuasa pada hari ini. Rasulullah pun bersabda :
"Aku lebih berhak terhadap Musa daripada kalian

Maka beliau nerpuasa dan memerintahkan shahabatnya untuk berpuasa. (H.R. Bukhari dan Muslim)
4.Dalam riwayat lain, Ibnu Abbas ra berkata :
Ketika Rasulullah saw. berpuasa pada hari asyura dan memerintahkan kaum muslimin berpuasa, mereka (para shahabat) berkata : "Ya Rasulullah ini adalah hari yang diagungkan Yahudi dan Nasrani". Maka Rasulullah pun bersabda :"Jika tahun depan kita bertemu dengan bulan Muharram, kita akan berpuasa pada hari kesembilan (tanggal sembilan).“ (H.R. Bukhari dan Muslim)
Imam Ahmad dalam musnadnya dan Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya meriwayatkan sebuah hadis dari Ibnu Abbas ra, Rasulullah saw. bersabda : "Puasalah pada hari Asyuro, dan berbedalah dengan Yahudi dalam masalah ini, berpuasalah sehari sebelumnya atau sehari sesudahnya.“
Selain hadis-hadis yang menyebutkan tentang puasa di bulan ini, tidak ada ibadah khusus yang dianjurkan Rasulullah   untuk dikerjakan di bulan Muharram ini.

Bagaimana Berpuasa di bulan Asyura ?  Ibnu Qoyyim dalam kitab Zaadul Ma’aad –berdasarkan riwayat-riwayat yang ada- menjelaskan :
- Urutan pertama, dan ini yang paling sempurna adalah puasa tiga hari, yaitu puasa tanggal sepuluh ditambah sehari sebelum dan sesudahnya (9,10,11)
- Urutan kedua, puasa tanggal 9 dan 10. Inilah yang disebutkan dalam banyak hadits
- Urutan ketiga, puasa tanggal 10 saja.
Puasa sebanyak tiga hari (9,10,dan 11) dikuatkan para para ulama dengan dua alasan sebagai berikut :
1. Sebagai kehati-hatian, yaitu kemungkinan penetapan awal bulannya tidak tepat,maka puasa tanggal sebelasnya akan dapat memastikan bahwa seseorang mendapatkan puasa Tasu’a (tanggal 9) dan Asyuro (tanggal 10)
2. Dimasukkan dalam puasa tiga hari pertengahan bulan (Ayyamul bidh).
Adapun puasa tanggal 9 dan 10, dinyatakan jelas dalam hadis  pada akhir hidup beliau sudah merencanakanryang shahih, dimana Rasulullah  untuk puasa pada tanggal 9. hanya saja beliau meninggal sebelum melaksanakannya. Beliau juga memerintahkan para shahabat untuk berpuasa pada tanggal 9 dan tanggal 10 agar berbeda dengan ibadah orang-orang Yahudi.
Sedangkan puasa pada tanggal sepuluh saja, sebagian ulama memakruhkannya, meskipun pendapat ini tidak dikuatkan sebagian ulama yang lain.
Secara umum, hadits-hadis yang terkait dengan puasa Muharram menunjukkan anjuran Rasulullah saw untuk melakukan puasa,sekalipun itu hukumnya tidak wajib tetapi sunnah muakkadah, dan tetunya kita berusaha untuk menghidupkan sunnah yang telah banyak dilalaikan oleh kaum muslimin.

d. Diantara Peristiwa di Bulan Muharram
Pada tanggal 10 Muharram 61H, terjadilah peristiwa yang memilukan dalam  di sebuah tempatr cucu Rasulullah tsejarah Islam, yaitu terbunuhnya Husein  yang bernama Karbala. Peristiwa ini kemudian dikenal dengan “Peristiwa Karbala”. Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pendukung Khalifah yang sedang berkuasa pada saat itu yaitu Yazid bin Mu’awiyah, meskipun sebenarnya Khalifah sendiri saat itu tidak menghendaki pembunuhan tersebut.
Peristiwa tersebut memang sangat tragis dan memilukan bagi siapa saja yang mengenang atau membaca kisahnya, , dan kita tentu mencintai danrapalagi terhadap orang yang dicintai Rasulullah  memuliakannya. Namun musibah apapun yang terjadi dan betapapun kita sangat , hal itu jangan sampai membawa kita larut dalamrmencintai keluarga Rasulullah  kesedihan dan melakukan kegiatan-kegiatan sebagai bentuk duka dengan  yangrmemukul-mukul diri, menangis apalagi sampai mencela shahabat Rasulullah  tidak termasuk Ahli Bait (keluarga dan keturunan beliau). Yang mana hal ini biasa dilakukan suatu kelompok syi'ah yang mengaku memiliki kecintaan yang sangat tinggi terhadap Ahli Bait (Keluarga Rasulullah), pdahal kenyataanya tidak demikian.

e. Adat Istiadat di Tanah Air
Pada awal Muharram, yang sering dikenal dengan istilah 1 Suro, di tanah air sering diadakan acara ritual dan adat yang beraneka macam bahkan tidak jarang mengarah pada kesyirikan, seperti meminta berkah pada benda-benda yang dianggap keramat dan sakti, membuang sesajian ke laut agar Sang Dewi penjaga laut tidak marah dan lain sebagainya. Hal-hal semacam ini harus dihindari oleh setiap muslim dimanapun mereka berada.
 telah mengajarkan pada kita agarrRasulullah  memiliki jati diri sebagai seorang Muslim dalam kehidupan. Jangan sampai seorang muslim mudah terbawa oleh budaya atau ritual agama lain dalam menjalankan ibadah pada Allah. Ajaran yang dibawa Rasulullah telah jelas dan sempurna tidak layak bagi kita untuk menambah atau menguranginya.
Karena sebaik-baik pedoman adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau, yang tidak ada keselamatan kecuali dengan berpegang kepada keduanya dengan mengikuti pemahaman para sahabat, tabi'in dan penerus mereka yang setia berpegang kepada sunnahnya dan meniti jalannya, adapun hal-hal baru dalam masalah agama adalah sesat sedangkan kesesatan itu akan menghantarkan ke neraka, wal'iyadzubillah.
         Semoga kita selalu diberi taufiq dan dibimbing oleh Allah swt. Kejalan-Nya yang lurus serta mendapatkan keridhaan dan ampunany-Nya, amin ya rabbal 'alamin.

Oleh: Islamhouse team Indonesia

Thursday, November 17, 2011

Can't wait for cooking 'Gulai kambing' tomorrow



Yaa, besok jumat rencana masak gulay kambing di kost. Bumbunya seru, rame: kaya rempah-rempah. Ada kapulaga, kayumanis, cengkeh, sikembar bawang, kunyit, etc. Belum pernah didaulat masak gulai kambing, coz' mmg gak begitu mengenal dekat dengan hewan yg satu ini. Tapi berhubung ada donatur daging kambing, trus asik jg buat kebersamaan n pengalaman, akhirnya aq bersedia. Lhaa, Bismillah aja. Yang penting berani bumbu. Masak rawon aja dulu waktu di semarang ma ibu kost, jadinya lumayan nggak mengecewakan dengan berbekal berani. Asiik jg yaa, punya hobby masak, palagi kalau menghasilkan. Hmmmmmm tapi bisnis makanan gini apa ga capek yaa??

Tuesday, November 08, 2011

Kehilangan yg tidak merasa kehilangan

Rasa itu sangat tidak enak ternyata..., ada banyak hal berubah. Mungkin karena kesalahan-kesalahan masa lalu. Tadinya sulit menerima, ahh manusia bisanya hanya menyesali yg sudah terjadi. Lukanya dalam san sakit, kalau saja ada kapsul atau pil yang bisa membuat qita melupakan. Ahh ...!! Mengapa pula kau takutkan apa yang sudah Alloh tetapkan. Lambat laun setelah mencoba ikhlas, akhirnya luka itu sembuh. Alhamdulillah, finnally. Alhirnya bisa memutuskan tetaplah Menjadi sahabat terbaik, buatlah ukhuwah itu manis. Lupakan kesalahan-kesalahan lalu...kita perbaiki bersama.
Teman, mungkin kita seringkali tidak merasa telah membuat orang2 terdekat kita merasa kehilangan atas kita. Perubahan sikap kita, perubahan prilaku kita. Kita bukan lagi orang yg di kenal sahabat2 kita, meski kita masih selalu bersama mereka.


Sebuah senyuman yg mengingatkan saya, tersadar ketika kita sendiri yg mengalami hal itu... Kehilangan yg tidak merasa kehilangan. meski di hati masih sangat berharap untuk masih bisa menjadi sahabat untuk mereka.
Benar rukun ukhuwah itu semestinya di jalankan dalam menjalin sebuah persaudaraan. Ini hanya sebuah nasihat... bagi kita yg terlalu sibuk dengan urusan kita sendiri. sehingga lupa dg silaturahim

taken from: 
syahida Hauri

Semoga kedepannya, semua menjadi lebih baik, amin 

Saturday, November 05, 2011

Kapan kita bahagia???

Ikan Kecil Dan Air

Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang
bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, “Lihatlah
anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air
kita semua akan mati.”

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengarkan
percakapan itu dari bawah permukaan air, ia mendadak
menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu, yang katanya
begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang
dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada
setiap ikan yang ditemuinya, “Hai, tahukah kamu dimana air?
Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air
kehidupan akan mati.”

Ternyata semua ikan tidak mengetahui dimana air itu, si
ikan kecil semakin gelisah, lalu ia berenang menuju mata
air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman,
kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa,
“Dimanakah air?”
Jawab ikan sepuh, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah
mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari
kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita akan mati.”
Apa arti cerita tersebut bagi kita. Manusia kadang-kadang
mengalami situasi seperti si ikan kecil, mencari kesana
kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang
menjalaninya, bahkan kebahagiaan sedang melingkupinya
sampai-sampai dia tidak menyadarinya.




disadur dari nasehat guru bijak,..

Berilah kepada musuhmu maaf,
Kepada penentangmu toleransi,
Kepada sahabatmu hatimu,
Kepada istrimu cinta dan kasih sayang,
Kepada anakmu suritauladan yang baik,
Kepada ayahmu rasa hormat,
Kepada ibumu perilaku yang membuat ibumu bangga terhadap kamu,
dan kepada dirimu kehormatan serta kepada semua orang amal kebaikan….!!!!
*** Disadur dari nasehat orang bijak…

Friday, November 04, 2011

Indahnya bersama dalam bingkai kasih sayang

Memang gak baik yaa, memaksakan hawa nafsu setelah berbuka. Ceritanya kemarin setelah plg kantor buru2 plg kos. Hari Kamis, jadwal liqo pekan ini, ada acara iftor bersama. Menunya ayam penyet duo sambel. Kebagian jatah beli sayur asem n Masak Nasi. Setelah temen2 ngumpul, solat magrib berjamaah akhirnya qt berbuka, hemmmmm yumiiiii. Sity bawa bebek kaleyo plus sambal mangga, aseeek. Sebetulnya udah ada sambal bawaan di ayam penyetnya tp tetep aja colek si sambal mangga yg gak henti2nya melambay-lambay. Ada gorengan, muffin, teh anget, Alhamdulillah menu iftornya serba pedas (dalam hati sereemm yg ada). Ditutup desertnya sayur asem yg pedas pula, wakkksss. Sebetulnya perutku mmg bermasalah dg yg namanya sambal. Gak boleh sama sekali makan pedes. Kalo aja beli maem di tempat bu yayuk dlu di semarang, ato di warungnya bu husni pasti gak ditanya pake sambel gak, soalnya mrk dah tau aq gak doyan sambel. Hiii syereeeem. Mendingan ayam bumbu kecap aja deh yg aman dibanding ayam sambal balado. he hee. Ahh ga pastes dapet orang padang ney klo gak doyan sambel, he hee. Bicara tentang liqo, alhamdulillah sudah sejak tempo dulu gak stop.
Apa sih liqo itu?
isitlah liqo` sama dg pertemuan, isinya bisa saja bukan merupakan kajian ilmiyah, tetapi bisa diisi dengan rapat ato musyawarah atau sekedar sharing tanya jawab. Liqo di Indonesia umumnya sering dikaitkan dengan pengajian dalam format kelompok kecil antar 5 s/d 10 orang, dimana ada satu orang yang bertindak sebagai nara sumber yang sering diistilahkan dengan murabbi / pembina.
Aduuhh smg jangan pernah lepas dari liqo ya, kalaupun setelah nikah nanti inginya masih bisa ngumpul bareng2 berbagi ilmu. ijinkan ya suamiku?? Hi hiii. Sejak kuliah, ada mbk rita dari pertanian. Lulus kuliah, ikut lqo ama temen2 Unej, di semarang ama temen2 kantor n sekarang di jakarta ma temen2 kantor. Asiik !! Anggota kami skg berkurang 3 orang,  mbk susi, mbk hesti n eva. hiikkksss... Kegiatan sosial di jakarta yg rutin berlangsung adalah acara buka puasa setiap thn di bln ramadhan dg berbagi takjil yg disebar didaerah sudirman sekitar karet-setia budi-dukuh atas. Jg acara berbagi santunan dana kepada janda-janda yg sudah sepuh dan mereka perlu bantuan. Lebaran kemarin dana yg terkumpul bisa memberikan Rp 200rb ke sekitar 20 orang janda. Nominalnya gak begitu besar dibandingkan dg komonitas besar, krn seksi dana usahanya ya qt2 n temen kantor qt yg tergeak hatinya u/ memberikan santunan. Alhamdulilah, smg tahun depan Alloh masih berikan panjang umur yg bermanfaat shg bisa ngadain acara sosial lainnya, amin ya mujibbasailin. 


Banyak sekali cerita seru di Liqo Qt. Waktu di Jember, ada mbk ummi, mbk merry, mk rufaida, etc. Mbk merry n mbk ummu dokter gigi, n sekarang masih kontak dg mbk merry. Suaminya tugas di daerah Padang. Oh My, aq pengen banget jadinya ke Padang. Setiap liqo, di kamarku yg letaknya lantai 2. Pernah masak2, Sholat Ied di lapangan boulevard Unej. Trus pindah Semarang, ketemu temen2 kantor yg sama2 jg cari Liqo, gabung deh: ada Irda, Titi, Mbk Anjar, Mbk Trisna, etc. Nah Kalo pas di Semarang qt ngumpulnya di Masjid Belakang Telkom Pahlawan, biar dari kantor deket, he hee. Jadi gak da alasan buat gak dateng. Kalo di Semarang paling banter qt buka bersama temen2 aja, blm sampe kegiatan sosial. Sampe ke Jakarta, dapet tempat kost yg subhanalloh. Sip, selain khusus wanita ternyata dijadkan tempat ngumpul setiap pekan, asiik kan gak perlu ngongkos lg. Tp ya gitu, ada aja alasan yg kadang bikin gak bisa datang. Ternyata aq masih menduakan-Nya. ...
Ada Mbk Susi yg feminin n modis banget kalo berkerudung, Eva yg suara ngajinya merdu tp makhroj hurufnya jg betul, jdilah eva kebagian tugas ngajarin qt makhroj Huruf. Sejak ketemu eva, aneh deh: aq jadi berkeiginan u/ punya suami yg suara ngajinya enak didengar, bisa ngajari jg. hadeeuuuhhh. Ehh kok hadeeuuuh, salah yaa, yg betul amiiinnnn. Smg Alloh berikan, amin. Ada Sity yg dapet kerja di tempat yg sukanya jali2 tiap kota/pulau jadi seringnya bawa oleh2. Mbk Hesti yg ceriaaa, baik banget n donatur tetap klo ada acara makan2, he hee. Pernah stu waktu mbk hesti mau traktir qt makan di sate senayan citywalk gak jd, karena aq hasut,...he hee. Daripada jajan di sate senayan, jadinya wktu itu acara masak spagethi bersama. Aq kebagian tugas beli bahan2 ke Giant, mulai dari daging giling, spagethi lafonte plus sausenya, keju, sirup, buah. Pokonya hari itu, aq belanja banyak. Dan hasilnya temen2 puas. Beda kan rasanya: antara tinggal makan dg 'memasak bersama'? Selain menghemat banyak. Coba aja makan di sate senayan 8 org bisa ngabisin delapan ratus rb, ney masak sendiri gak ada duaratus rb. Mulai dari kehilangan mbk susi yg menikah dg mas uki, disusul mbk hesti dan eva, sekarang temen liqonya hanya ngumpul ber5. Yg belum aq ceritain mbk Naning. Mbk naning kerja di BNI, mbk Hesti jg Mbk Susi. Asli Yogya, gara2 mbk naning aq kenalan dg pangeran belalang. Ugghh rasanya aneeh dlunya. Tp sekarang nagih mulu klo mbk naning plg ke Yogya. Mbk Naning orngnya salihah banget, rajin ikut mabid, aktif di ar-rahman, ikut kajian di masjid al-azhar, masjid BI. Krn Mbk Naning satu kos ma aq, jadi seru2an gtu. kadang qt belanja bareng, masak mie udon yg sealaihim gambreng ehh habis jg, kimchhi, mie aceh. Bikin origami, nonton korea bareng, saur, etc. Kompak banget, Alhamdulillah. Lalu ada teh santi, di usianya yg masih mudah teh santi udah naik haji n suara ngajinya jg enak, tartil, n bageur pisan. Teh santi saat ini satu kantor ma aq, jadi klo pas Liqo qt berangkat bareng dari kantor.
 













Hheeeemmmmmhh Indahnya bersama dalam bingkai kasih sayang
Alhamdulillah, perutnya udah mendingan ney, gak panas lg. Semoga kuat sampai bedug magrib,.... mau ke Medistra, ke lantai 3. Ada data yg harus diprint. Yaa Alloh mudahkanlah, amin